Upaya Pelestarian Tari Loro Blonyo di Kota Surakarta
DOI:
https://doi.org/10.70078/arted.v1i1.74Keywords:
Bentuk Pertunjukan, Loro Blonyo, Upaya PelestarianAbstract
Tari Loro Blonyo adalah tari yang diciptakan oleh F. Hari Mulyanto, S.Kar., M.Hum., seorang penari sekaligus koreografer asal Desa Bonoroto, Karanganyar, pada tahun 1989-an. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pertunjukan Tari Loro Blonyo di Kota Surakarta dan bagaimana upaya pelestariannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk pertunjukan serta mengkaji upaya pelestarian Tari Loro Blonyo, termasuk faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelestariannya di Kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan Tari Loro Blonyo terdiri atas elemen dasar tari dan unsur tata rupa pendukung. Upaya pelestarian Tari Loro Blonyo di Kota Surakarta mencakup tiga aspek utama, yaitu perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan, serta didukung dan dihambat oleh berbagai faktor tertentu.
Efforts to Preserve the Loro Blonyo Dance in Surakarta City
The Loro Blonyo Dance is a traditional dance created by F. Hari Mulyanto, S.Kar., M.Hum., a dancer and choreographer from Bonoroto Village, Karanganyar, in the late 1980s. This study investigates the form of the Loro Blonyo Dance performance in Surakarta City and the efforts made to preserve it. The purpose of the study is to describe the structure of the performance and to examine the preservation efforts, including the supporting and inhibiting factors in Surakarta City. The research employs a qualitative method with an ethnochoreological approach. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The results reveal that the performance of the Loro Blonyo Dance consists of basic dance elements and supporting visual components. Preservation efforts in Surakarta City encompass three main aspects: protection, development, and utilization, all of which are influenced by both supporting and inhibiting factors.
Keywords: Performance Form, Loro Blonyo Dance, Preservation Efforts
Downloads
References
Aprianto, F. (2023). Pelestarian tarian Bon Mayu pada masyarakat Desa Were Kecamatan Weda Kabupaten Halmahera Tengah. Jurnal Holistik, 16(2), 79–82.
Dewi Purnama Sari, M. M. (2022, Desember 25). Bedhaya Retnatama dance in Kraton Surakarta Hadiningrat: A study of form and its correlation to Javanese women's emancipation. Catharsis: Journal of Arts Education, 385–397. https://doi.org/10.15294/catharsis.v11i3.70750
Handayaningrum. (2021). Conservation management of performing art in East Java: A case study of traditional dances. Conservation Science in Cultural Heritage, 21, 279–297.
Jupriyanto, & H. (2023). Koreografi tari Tobo Baombai di Nagari Sijunjung. Jurnal Sendratasik, 12(3), 12–20. https://doi.org/10.24036/js.v12i1.120296
Malarsih, & U. (2019). Golek dance: Between Surakarta and Mangkunegaran. Atlantis Press, 75–77. https://www.atlantis-press.com/proceedings/iconarc-18/125911165
Malarsih, A. N. (2019). Pelestarian tari Pesta Baratan di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Jurnal Seni Tari, 8(1), 12–20.
Murcahyanto, H. (2020). Bentuk dan elemen gerak tari Dayang-Dayang. Jurnal Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora, 3(2).
Paranti, R. S. (2024). Bentuk dan fungsi pertunjukan tari Sluku-Sluku Bathok Paguyuban Turonggo Seto Kabupaten Purworejo. Gesture: Jurnal Seni Tari, 13(1), 114–129. https://doi.org/10.24114/gjst.v13i1.56670
Rahmani, D. (2020). Karya tari Bedhaya Kidung Gayatri dalam Hari Tari Dunia. Jurnal Pendidikan Seni dan Budaya, 6(2), 210–224.
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi penelitian. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
Sakanthi, A. L. (2019). Nilai mistis pada bentuk pertunjukan kesenian kuda lumping Satrio Wibowo di Desa Sanggrahan Kabupaten Temanggung. Jurnal Seni Tari, 8(2).
Sedyawati, E. (2014). Keindonesiaan dalam budaya. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Soedarsono. (2014). Seni pertunjukan Indonesia di era globalisasi. Jakarta: Depdikbud.
Sri Utami, U. T. (2019). Tari Angguk Rodat sebagai identitas budaya masyarakat. Jurnal Seni Tari, 70–82.
Supriyanto, E. (2019). Eksistensi tari Bedhaya Ketawang. Acintya: Jurnal Penelitian Seni, 10(2), 166–178. https://doi.org/10.33153/acy.v10i2.2280
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Dandi Afianto, Malarsih Malarsih

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.